Selasa, 25 Oktober 2011

JURNAL ILMIAH

Judul : Pengaruh perubahan harga kebutuhan pokok terhadap tingkat pembelian masyarakat

Pengarang : Nicholas.C

Tema : Harga kebutuhan pokok

BAB II
LANDASAN TEORI

Teori dan Konsep Dasar

1.1 Kebutuhan Pokok
Kebutuhan pokok manusia pada dasarnya dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
- Sandang:
Sandang mulai muncul sejak peradaban ada. Awalnya sandang merupakan penutup badan untuk mengatasi, angin, hujan, kesopanan dan kesehatan. Kebutuhan akan sandang bervariasi tergantung tingkat sosial dan taste masing-masing orang. Ada yang 1 tahun pun sama sekali tidak membeli baju baru, ada yang tiap tampil membeli baju baru atau secara berkala membeli baju. Secara umum kebutuhan baju berkisar Rp. 200.000 sampai Rp. 2.000.000 per tahun atau sekitar Rp. 20.000 sampai Rp. 200.000 per bulan.
Ada cara-cara tertentu untuk menghemat pembelian sandang, diantaranya :
  • Menjahitkan baju sehingga biaya lebih hemat
  • Mengurangi frekuensi pembeliaan sandang ataupun beli jika sangat dibutuhkan
  • Menurunkan kualitas sandang yang dibeli, sehubungan produsen sudah mempunyai segmentasi masing-masing
  • dan lain-lain
Seperti halnya pangan, sandang untuk golongan menengah ke atas sudah menjadi gaya hidup. Tiap orang mempunyai style atau gaya berpakaian tertentu tergantung kedalaman pemahaman akan gaya berpakaian, budget untuk sandang, dan aliran/pandangan tentang berpakaian.
 -Pangan :
Pangan atau kebutuhan makan adalah hal yang suka tidak suka, mau tidak mau harus dipenuhi karena jika tidak akan menyebabkan sakit atau bahkan bisa meninggal. Kebutuhan pangan berkisar antara Rp. 15.000 sampai RP. 75.000 per hari per orang. (Rp. 450.000 sampai Rp. 2.250.000 per bulan per orang.)
Ada berbagai macam cara untuk menghemat atau menikmati makan dengan budget pas-pas atau kurang, diantaranya :
  • Menurunkan atau subtitusi (penggantian) menu makan
  • Mengurangi frekuensi makan dari semula 3 kali sehari menjadi 2 kali sehari.
  • Mencari tempat makan yang lebih murah
  • dan lain-lain
Untuk mendapatkan pangan saat ini mulai menjadi gaya hidup atau life style. Sehubungan ada jenis makanan yang beragam di antara daerah dan unik per restoran/rumah makan, wisata kuliner digali sebagai salah satu nilai jual untuk bidang wisata baik untuk wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Anda tentu meneteskan liur jika disebutkan makanan berikut : siomay, baso, ruja bebek, nasi goreng gila, gudeg, sate padang, sate madura, soto betawi, konro, soto banjar, bakpia, dan lain sebagainya. Life style dengan wisata kuliner tetap menjadi trendsetter saat ini dan di masa yang akan datang.
 -Papan :
Papan adalah tempat berteduh dari panas, hujan dan dahulu dari hewan liar. Saat ini papan lebih banyak untuk berteduh, bercengkerama dengan keluarga, istirahat dan investasi dalam aset tetap. Untuk pekerja pengeluaran untuk papan baik menyewa ataupun cicilan perumahan berkisar antara Rp. 300.000 sampai Rp. 3.000.000 per bulan.
Ada cara-cara tertentu dan pertimbangan rasional dalam menghemat pembelian papan sehingga keputusan untuk membeli adalah tepat, diantaranya :
  • Hitung dengan cermat antara pilihan menyewa dan mencicil rumah yang memperhitungkan ongkos transportasi dan tingkat ke-cape-an
  • Pilihan terbaik sebenarnya sejak saat ini atau sejak awal memiliki rumah, meski harus mencicil. Sewa adalah pos pada biaya yang tidak akan kembali, mencicil rumah adalah bentuk investasi pada aset. Statistik menunjukkan hampir tidak pernah di Indonesia harga tanah/rumah turun, sehingga investasi pada rumah pakan cepat makin baik.
  • Tidak ada diciptakan tanah baru, tetapi populasi manusia semakin bertambah dengan demikian harga tanah atau rumah cenderung tetap naik.
  • Setelah kecukupan pangan dan sandang secara sederhana tahap berikut sebaiknya membeli papan/rumah dibandingkan dengan alat transportasi. Pembelian alat transportasi cukup ekonomis jika biaya perjalanan harian/bulanan dengan kendaraan umum lebih tinggi dari cicilan motor/mobil.
  • Meski kemampuan dimulai dari luas tanah yang kecil, namun memang  lebih baik dimulai beli rumah sejak awal sekali.
Indikator/ Tolak Ukur :

a).Harga & pendapatan masyarakat
b).Jenis Kebutuhan / Jumlah kebutuhan
c).Permintaan Elastis Uniter

1.2 Peningkatan harga kebutuhan pokok mempengaruhi keputusan seseorang dalam memenuhi kebutuhan pokoknya

Sperti yang tertera pada penjelasan sebelumnya, harga sangatlah menentukan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya sehari - hari. apabila seseorang menilai harga suatu barang yang biasa dia konsumsi naik atau meningkat, dia pasti akan berpikir dua kali, sebelum membelinya, bila ada barang pengganti yang lebih murah namun kualitas tidak jauh berbeda pasti dia akan memilih barang tersebut, karena di era sekarang ini bila kita tidak cermat dalam hal memenuhi kebutuhan dan keungan, maka akan berakibat fatal bagi diri kita sendiri.

Tinjauan Riset Terdahulu

jika di lihat dari segi kebutuhan, manusia memiliki 3 kebutuhan pokok yaitu sandang, pangan, papan.
dalam rangka memenuhi kebutuhannya tersebut masyarakat tidak bisa hanya mengikuti kemauan hawa nafsu semata namun, harus melihat juga harga kebutuhan pokok yang kian meningkat selama ini.(prabowo,2010)

di era globalisasi ini banyak manusia yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya secara utuh lagi, itu dikarenakan peningkatan harga kebutuhan pokok yang terus menerus, membuat orang-orang menjadi susah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari
(Puji Suharjoko,2010)

Kenaikan harga  kebutuhan pokok biasanya terjadi akibat tingginya permintaaan, sementara pasokan barang kebutuhan pokok dalam jumlah yang tetap seperti hari biasa. Kondisi ini membuat beberapa komoditi pokok mengalami kenaikan yang cukup signifikan. (Ibnu,2009)

Pengembangan Hipotesis

berdasarkan tinjauan dari riset terdahulu, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut ini:

H1: Harga kebutuhan pokok yang meningkat membuat pola hidup masyarakat berubah.
H2: Peningkatan Harga kebutuhan pokok dipengaruhi oleh banyaknya permintaan akan kebutuhan itu sendiri.

H3: Tingkat pemenuhan kebutuhan tergantung dari harga kebutuhan pokok itu seniri.

Kamis, 13 Oktober 2011

Perilaku Konsumen


BAB III
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN
BAB1
PENDAHULUAN

3.1 Model Proses Pengambilan Keputusan
Secara umum ada tiga cara/model analisis pengambilan keputusan konsumen, yakni:
  1. Economic Models,  pengambilan keputusan diambil berdasarkan alas an ekonomis dan bersifat lebih rasional.
  2. Psychological models, diambil lebih banyak akrena lasan psikoligs dan sejumlah faktos sosilogis seperti pengaruh keluarga dan budaya
  3. Consumer behaviour models. Model yang umumnya diambil kebanyakan konsumen, Dilandasi oleh faktos ekonimis rasional dan  psikologis.
Proses sederhana pengambilan keputusan ada 3 tahap:
-        Input (pengaruh eksternal)
-        Proses (pengambilan keputusan konsumen)
-        Output (perilaku setelah keputusan)

3.2 Tipe pengambilan proses keputusan
Dalam kehidupan bermasyarakat ada banyak sekali keputusan yang harus dibuat, entah itu dalam hal memenuhi kebuthan sehari-hari atau yang lainnya.
Misalnya, keputusan untuk menunda perkawinan (KB), keputusan untuk membeli TV atau DVD oleh kepala rumah tangga, keputusan untuk memberikan pinjaman dengan bunga rendah oleh pimpinan Bank Dunia, keputusan untuk mengalokasikan investasi dan keputusan-keputusan lainnya yang mempunyai ruang lingkup lokal atau daerah, sektoral, nasional, dan internasional.

3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemecahan masalah pembelian
Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya.
Factor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah
1.      Alternatif yang dibedakan
2.      Ketersediaan waktu
3.      Keterlibatan(INVOLVEMENT)
Terdapat 5 faktor  relevan terhadap proses pengambilan keputusan
-        Motivasi
-        Persepsi
-        Attitude formation
-        Integrasi
-        Pembelajaran

3.4     Pembelian
Struktur keputusan membeli penting,karena sesudah menetukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli.
Struktur pembelian konsumen dibagi menjadi 6 bagian yaitu,
1.       Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk ‘A’ atau tujuan lain selain melakukan pembelian. Para pemasar harus memusatkan perhatian pada konsumen yang diharapkan memutuskan untuk untuk membeli produk ‘A’ dari alternatif lain yang mereka pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain seperti membeli kamera, pakaian, dan buku.
2.       Keputusan tentang merk
Konsumen memutuskan merk yang akan diambil. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk. Misalnya berdasarkan informasi yang dihimpun, pegawai tersebut memilih untuk mendapatkan komputer merk Compac.
3.       Keputusan tentang penjualan
Konsumen memutuskan dimana akan membeli di toko serba ada, elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko elektronik, toko khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan harga, ia mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli layanan purna jual.
4.       Keputusan tentang jumlah barang/produk
Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli. Perusahaan harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk konsumen sesuai keinginan konsumen yang berbeda-beda.
5.                        Keputusan tentang waktu pembelian
  Konsumen memutuskan kapan harus membeli, Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian, yang juga mempengaruhi perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya.
6.       Keputusan tentang cara membayar
Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya, perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan mempengaruhi dalam penawaran pembayaran.
3.5              Diagnosa perilaku konsumen
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu
M   untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat   yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
M   perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan     transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut.
M   pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan     memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan  ide dengan lebih cepat dan efektif.
Tiga pendekatan utama perilaku konsumen
-        Pendekatan pertama(pendekatan interpretif
-        Pendekatan kedua (pendekatan secara tradisional)
-        Pendekatan ketiga (Sains Mrketing) pendekatan yang berdasarkan teori dan metode.
BAB 2
PEMBAHASAN
Contoh Studi kasus :
Philip dan Carolyn terlibat di dalam PMD, dalam pembelian kapal pesiar, karena alternatif-alternatif dibedakan dalam hal yang penting seperti ukuran, kemampuan, maneuver, daya tahan, harga dan sebagainya. Begitu pula banyak sumber informasi tersedia untuk mereka, termasuk hal yang diterbitkan,  iklan, informasi tempat jual dan rekomendasi dari teman. Sebaliknya, alternative yang lebih serupa dipandang sebagai kemungkinan yang lebih besar dari pada PMT atau semacam pemecahan masalah jajaran tengah.
            Namun adalah penting untuk menekankan seklai lagi bahwa evaluasi alternative mencakupi lebih dari pertimbangan objektif atau utilitarian. Barangkali ada jajaran luas factor subjektif yang, walaupun lebih tidak kentara, dapat sama atau lebih penting dalam keputusan. Cotohnya adalah manfaat hedonik seperti kebahagiaan dan ekspresi diri. Oleh karena itu, simbolisme produk dan merek dapat melebihi pertimbangan objektif yang lebih mudah di ukur.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Pada kenyataannya proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen tidak selamanya merupakan proses yang rasional. Hal ini seringkali disebabkan oleh perilaku konsumen yang telah dibahas sebelumnya. Sebuah mobil yang bisa berjalan di jalan yang terjal tidak pernah digunakan oleh pemiliknya, namun mereka cukup senang ketika mereka mengetahui bahwa mobil mereka dapat dikendarai pada jalan terjal. Pemecahan masalah konsumen tidak selamanya berakhir dengan sebuah pembelian. Seorang konsumen dapat menundanya atau bahkan tidak melakukan pembelian sama sekali. Konsumen menunda pilihan mereka ketika pilihan yang tersedia tidak memuaskan. Setelah melakukan pembelian, konsumen sering kali berfikir dua kali dan membayangkan bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. Hasil dari ketegangan ini disebut kejanggalan – perasaan ketidak pastian tentang betul tidaknya keputusan yang telah dibuat. Hal ini dapat membuat konsumen mencari informasi tambahan untuk memberikan keyakinan pada mereka bahwa produk yang mereka beli tersebut telah benar dan mengurangi ketegangan yang ada.

Perilaku Konsumen


BAB II
PERILAKU KONSUMEN
(SEGMENTASI PASAR & ANALISIS DEMOGRAFI)

PENDAHULUAN
2.1 Segmentasi pasar ( kepuasan dan probabilitas ) atau strategi pemasaran
Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar yang heterogen kedalam satuan-satuan pembeli yang homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri. Dengan demikian yang semula pasarnya satu dan luas,kemudian dibagi-bagi atau disegmentasi oleh pemasar menjadi beberapa bagian pasar yang sifatnya homogen. Homogenitas pasar tersebut dicari dan ditentukan sendiri oleh pihak pemasar.
 Menurut  Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
Sedangkan Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005, p.307).
1.      Segmentasi dan kepuasan
Pengelompokan inilah yang sering kita dengar sebagai segmentasi pelanggan.
Segmentasi ini mutlak dilakukan secara bervariasi dan dapat dibagi menjadi beberapa segmen berdasarkan :
-          Letak geografis
-          Volume pembelian demografis
-          Jenis produk yang dibeli
-          Penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat
Umumnya setiap segmen mempunyai ciri khas masing-masing dan juga member pengaruh yang berbeda terhadap berbagai organisasi.
2.      Segmentasi dan profitabilitas
a).  Tingkatkan Efisiensi Proses Produksi
Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.
b). Fokus Pada “Core Business” Terpenting Anda
Apakah Anda sudah mengetahui apa sebenarnya Core Business di mana Anda harus menfokuskan waktu, energi dan pikiran? Jika Anda melenceng pada hal-hal yang tidak penting, maka yang sedah Anda lakukan adalah pemborosan sumberdaya yang sangat berharga, yaitu waktu Anda.

c). Berdayakan Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan
Manusia adalah sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.
d). Pertajam Kecerdasan Organisasi
Apakah organisasi Anda merupakan organisasi yang cerdas? Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi pula kemampuan organisasi Anda dalam menavigasikan diri ke arah masa depan yang lebih baik. Seberapa sering Anda memberikan pelatihan-pelatihan berkualitas bagi para karyawan untuk mempertajam kemampuan mereka dalam mengelola organisasi secara lebih profesional. Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan Anda.
e). Kompensasi Yang Sesuai
Manusia ingin dihargai. Jika Anda membayar lebih rendah dibandingkan kemampuan dan usaha yang sudah mereka berikan bagi organisasi Anda, mereka akan merasa dirugikan. Jika mereka merasa dirugikan, maka sebaiknya Anda jangan berharap mereka akan memberikan yang terbaik bagi organisasi Anda. Jika kita melihat negara-negara yang sistem ekonominya telah maju, kita melihat bahwa sistem kompensasi yang diterapkan merefleksikan kinerja.

2.2              Rencana perubahan
1.      Analisis Konsumen dan Kebijakan social
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya.
Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:
-          Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain.
-          Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
-          Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
-          Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
-          Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.
Analisis Kebijakan Sosial.
Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.
Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut:
-          Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan.
-          Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.
-          Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas.
2.    Perubahan struktur pasar konsumen
Struktur Pasar Konsumen – Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli :
§ Pasar Persaingan Sempurna.
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain.
§ Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistic :
-Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
-Mirip dengan pasar persaingan sempurna.
-Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda.
-Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga.
- Relatif mudah keluar masuk pasar.
§ Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
-Harga produk yang dijual relatif sama.
-Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
-Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
-Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain.
§ Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya.
Sifat-sifat pasar monopoli :
§ Hanya terdapat 1 penjual atau produsen
§ Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan, dikuasai oleh perusahaan Monopoli

BAB 2
Contoh kasus Segmentasi Pasar: Pepsi Cola Vs Coke
Dalam contoh kasus mancanegara tentang Segmentasi, PEPSI COLA disebut-sebut sebagai rival COKE yang sukses perlahan merebut pasar dalam minuman karbonasi di Amerika. Padahal kalau kita tahu sejarahnya, PEPSI adalah perusahaan yang telah dinyatakan dua kali bangkrut dalam persaingannya bersama COCA COLA, namun sejak tahun 1980 an PEPSI menjadi sangat diperhitungkan oleh COKE saat mereka berhadapan dalam COLA WARS.

PEPSI & COKE adalah dua besar penguasa pasar minuman jenis ini dan penguasaan pasarnya hampir seimbang. PEPSI disebut-sebut oleh banyak kalangan sebagai pemain yang lebih pintar karena secara terang-terangan menyebutkan bahwa minumannya diperuntukkan bagi anak-anak muda, THE PEPSI GENERATION. Segmentasi PEPSI adalah produk untuk anak-anak muda ini. Apakah berarti orang yang lebih tua tidak boleh minum?

Bukan, tetapi yang diharapkan PEPSI adalah sebagian besar konsumen produknya adalah anak-anak muda sebagai konsumen utama (primary customer), sedangkan konsumen lainnya (secondary customer) bisa para penikmat PEPSI dari berbagai usia dan kalangan. PEPSI disebut memiliki segmentasi yang tajam karena fokusnya ini, dan otomatis langkah ini berguna untuk melakukan ‘blocking’ atas semua upaya COKE untuk menambah konsumen baru dari golongan muda.

BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan :
Dapat kita lihat bahwa cara pemasaran pepsi cola adalah dengan menggunakan kata-kata THE PEPSI GENERATION yang mengarah pada generasi muda, yang bertujuan untuk menambah konsumen dari golongan anak-anak muda dan bertujuan untuk menjadikan golongan muda sebagai konsumen utama dari produk mereka, dan sebagai sebuah tindakan pencegah agar para pesaing mereka tidak bisa menambah konsumen baru dari golongan muda.


Saran : dengan cara seperti itu pepsi cola belum tentu dapat menjadi lebih baik mengingat para pesain mereka juga sama kuat , namun upaya yang telah dilakukan bukanlah sebuah tindakan sia-sia melainkan sebuah tindakan yang baik untuk melangkah lebih maju dari para pesaing, oleh karena itu di harapkan Pepsi cola tidak hanya membuat selogan yang bermaksudkan untuk anak muda saja melainkan semua kalangan, agar minat orang yang berasal dari golongan lain ikut tertarik untuk membeli produknya

Perilaku Konsumen


BAB I
PERILAKU KONSUMEN
BAB1
PENDAHULUAN

1.1  Pengertian perilaku konsumen
Bisa diartikan sebagai tindakan langsung terlibat dalam mendapatklan, mengkonsumsi,dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

1.2  Pemikiran yang benar tentang konsumen
Masalah intinya adalah kegagalan untuk mengenali bahwa konsumen adalah raja. Konsumen bukanlah bidak yang tidak dapat berpikir , yang dapat dimanipulasi semaunya oleh pembujuk komersial. Perilaku konsumen biasanya penuh arti dan berorientasi tujuan. Produk dan jasa diterima atau ditolak berdasarkan sejauhmana keduanya dipandang relevan dengan kebutuhan gaya hidup. Individu sanggup sepenuhnya  mengabaikan semua yang dikatakan oleh pemasar

1.3  Penelitian konsumen sebagai  bidang dinamis
Pemikiran konsumen akan produk dan jasa akan selalu berubah-ubah seiring perkembangan zaman. Konsumen memegang kendali, dan pemasar berhasil bila produk atau jasanya dipandang menawarkan manfaat yang rill. Kedaulatan konsumen menyajikan tantangan yanh berat, tetapi pemasaran yang terampil dapat mempengaruhi baik motivasi maupun perilaku konsumen bila produk atau jasa yang ditawarkan didesain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atau konsumen.
BAB 2
PEMBAHASAN
Contoh kasus : Indonesia sebagai negara berpenduduk besar telah menempatkan industri pangan sebagai industri yang strategis baik dalam penyerapan pasar maupun penyediaan sumber daya. Keragaman budaya dari ratusan suku bangsa yang tersebar di luasan wilayah kepulauan Indonesia merupakan warisan leluhur yang sangat bernilai tinggi. Perilaku makan merupakan bagian penting pula dari adat istiadat di banyak suku Bahkan makanan telah menjadi simbol kebudayaan dan berpotensi menjadi bagian budaya nasional. Tuntutan akan kecepatan dan kepraktisan yang hampir menyentuh seluruh aspek kehidupan dan kelompok masyarakat melahirkan budaya instan termasuk pada budaya makanan instan. Salah satu jenis makanan instan yang cukup popular adalah mi instan. Keberadaan mi instan di Indonesia dirasakan cukup fenomenal sejak diperkenalkan tahun 1969 telah mengalami lonjakan tingkat konsumsi yang cukup tinggi yaitu 43 bungkus/kapita/tahun di tahun 2000. Indomie sebagai pemimpin pasar mi instant, dari sekitar 30 pemain, telah melakukan banyak terobosan dalam menjaga keutuhan pangsa dan bahkan meningkatkannya. Persaingan Indomie akan lebih diarahkan pada persaingan dengan produk pemium dan impor. Salah satu produk Indomie yang diluncurkan PT ISM (Indofood Sukses Makmur, Tbk) dalam program LIntas Budaya Nusantara adalah Indomie Selera Nusantara (ISN). ISN merupakan hasil dari pengembangan produk yang mengangkat cita rasa makanan khas daerah di Indonesia. Berdasarkan kondisi tersebut di atas maka penelitian ini dilakukan untuk (1) mengidentifikasikan pola konsumsi konsumen mahasiswa terhadap ISN; (2) menganalisiskan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap konsumen mahasiswa terhadap atribut-atribut ISN; (3) menganalisis hubungan pola konsumsi ISN dengan selera makanan daerah. Metode penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian tersebut yaitu dengan menggunakan metoda survey. Data diambil melaui contoh konsumen yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu (judgment non probability sampling) Adapun kriteria contoh adalah mahasiswa/i, konsumen makanan khas daerah dan mi instan serta merupakan pembuat keputusan dalam konsumsi mi instan. Hasil survey penelitian terhadap 140 responden menunjukkan bahwa sebagian besar contoh konsumen ISN adalah berpengeluaran rata-rata per bulan dibawah Rp 500.000,-, bertempat tinggal di indekost. Perilaku konsumsi makanan khas daerah menunjukkan pola yaitu tingkat frekuensi konsumsi yang tidak menentu (82,1%), cara memperoleh makanan khas daerah melalui kombinasi antara membuat, membeli dan acara-acara khusus (44,3%). Sebagian besar responden menyukai makanan khas berjenis lauk (36,4%) dan sebanyak 45,4% mengkonsumsinya sebagai makanan selingan. Jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi adalah jenis makanan rebusan (39,8%). Adapun alasan mengkonsumsi makanan khas daerah adalah dikarenakan cita rasa yang terdapat pada makanan tersebut (86,76%). Sebanyak 40,7% responden terkadang merasakan kesulitan dalam memperoleh makanan khas daerah.









BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perilaku kosumsi ISN menunjukkan pola yaitu terdapat jumlah yang sama pada konsumen yang mengkonsumsi sedikit dan konsumen yang mengkonsumsi banyak (34,3%). Sebagian besar responden mengkonsumsi jenis rasa tertentu (59,3%). Dasar pertimbangan konsumsi sebagian besar responden adalah situasi dan kondisi saat proses pembelian (35%). Sebanyak 72,3% responden mengetahui atau menyadari keberadaan iklan ISN.

Saran
Melalui metoda Cochran Q-test dengan proses empat kali iterasi maka 18 atribut yang ada dirasakan hanya sebelas atribut yang dianggap penting yaitu harga, rasa, bobot, kandungan gizi, aroma, kesegaran, daya tahan, pengolahan, ketersediaan produk, pelengkap tambahan dan sertifikasi kualitas. Oleh karena itu di sarankan  PT.ISM tetap mempertahankan produksinya dan memberikan inovasi-inovasi baru mengenai cita rasa produknya.