- Judul,Nama pengarang, tahun.
- Analisa Pemberlakuan Tarif Gula di Indonesia, Lily Koesuma Widiastuty, 2001
- Analisis Kebijakan Industri Gula Indonesia, Wayan R. Susila1 dan Bonar M. Sinaga, 1991-2001
- Efesiensi Unit- unit Kegiatan Ekonomi Industri Gula di Indonesia, Victor Siagian, 2001
- latar belakang masalah
- Walaupun Indonesia memiliki banyak
pabrik gula, namun kapasitas produksinya ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan
konsumsi gula nasional yang mencapai 2.6 juta ton per tahunnya. Konsumsi gula nasional
mencapai 13.52 kg per kapita pada tahun 1993, dan terus meningkat menjadi 16.69 kg
pada tahun 1998. Padahal selama 4 tahun (1993-1996) ternyata produksi gula menurun.
Kecuali tahun 1991 sampai 1993 terjadi peningkatan produksi dari 2.25 juta menjadi 2.48
juta ton. Produksi gula Indonesia terus menurun dan sampai titik terendah tahun 1995
yaitu 2.092 juta ton atau penurunan 14.75% dari tahun sebelumnya. (Usahawan No.09 Th
XXVI September 1997). - Pada periode 1991-2001, industri gula Indonesia mulai menghadapi
berbagai masalah yang signifikan. Salah satu indikator masalah industri gula
Indonesia adalah kecenderungan volume impor yang terus meningkat dengan
laju 16,6 persen per tahun pada periode tersebut. Hal ini terjadi karena ketika
konsumsi terus meningkat dengan laju 2,96 persen per tahun, produksi gula
dalam negeri menurun dengan laju 3,03 persen per tahun. Pada lima tahun
1997-2002, produksi gula bahkan mengalami penurunan dengan laju 6,14
persen per tahun (Dewan Gula Indonesia, 2002). - Produksi gula nasional semakin menurun selama beberapa tahun terakhir. Produksi
gula nasional pernah meningkat relatif cepat dalam periode 1980-an, akan tetapi lambat sekali
dalam periode awal 1990-an, dan setelah tahun 1994 produksi gula nasional terus menurun.
Peningkatan produksi gula adalah disebabkan oleh perluasan areal tanaman tebu, bukan
disebabkan oleh peningkatan produktivitas (Sekretariat Dewan Gula, 2001).
- Dibandingkan negara penghasil gula lainnya, Indonesia termasuk yang terbelakang.
Pabrik-pabrik gula yang ada di negara-negara produsen gula selain Indonesia lebih efisien
daripada pabrik gula lokal.(Surya, 25 Agustus 1999).
- produksi gula bahkan mengalami penurunan dengan laju 6,14
persen per tahun (Dewan Gula Indonesia, 2002) - Produksi gula nasional semakin menurun selama beberapa tahun terakhir. Produksi
gula nasional pernah meningkat relatif cepat dalam periode 1980-an, akan tetapi lambat sekali
dalam periode awal 1990-an, dan setelah tahun 1994 produksi gula nasional terus menurun.
Peningkatan produksi gula adalah disebabkan oleh perluasan areal tanaman tebu, bukan
disebabkan oleh peningkatan produktivitas (Sekretariat Dewan Gula, 2001).
- memberikan pengetahuan tentang Berapa tingkat tarif gula impor yang paling optimal supaya tidak merugikan produsen
dan konsumen - Untuk mengetahui Berapa nilai yang hilang dengan adanya penerapan tarif
- untuk mengevaluasi dan merumuskan beberapa alternatif kebijakan
pemerintah yang efektif guna meningkatkan kinerja industri gula Indonesia.
- Tujuan Penelitian
- Apa pengaruh tarif impor atas gula pada kesejahteraan konsumen, produsen, serta
penerimaan pemerintah bila ditinjau dari analisa surplus konsumen dan surplus
produsen? - Berapa tingkat tarif gula impor yang paling optimal supaya tidak merugikan produsen
dan konsumen? - Berapa nilai yang hilang dengan adanya penerapan tarif?
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=4&ved=0CDEQFjAD&url=http%3A%2F%2
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=8&ved=0CEsQFjAH&url=http%3A%2F%2Fejournal.unud.ac.id
Tugas Ini Di Berikan Oleh Bapak Prihantoro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar