Kamis, 22 September 2011

METODE RISET (ANALISIS JURNAL)

 ANALISIS JURNAL 1


1.Judul :RISK and RETURN : ANTARA EMAS DAN SAHAM

Nama Pengarang : DARMANSYAH

Tahun :2010

2.Tema : HARGA EMAS

3.Latar Belakang Masalah : latar belakang jurnal ini , menurut beliau, "Meskipun perlu, sebenarnya tidak terlalu penting bagi kita untuk mempelajari terlalu dalam data pergerakan harga emas, kemudian mengambil kesimpulan tentang trend, lalu membuat prediksi-prediksi harga emas di masa datang, apalagi sampai menetapkan teori atasnya. Karena jika niat kita ‘lurus’ hendak menyelamatkan harta, ditambah dengan harapan jangka panjang untuk menaikkan ‘value’ simpanan diri pribadi atau keluarga, maka sesungguhnya tak ada yang namanya ‘waktu yang salah’ untuk mengawali pembelian atau penyimpanan Dinar. Tak ada istilah ‘waktunya kurang tepat’, atau ‘saatnya memborong’ dalam investasi Dinar emas. Apalagi jika kita berinvestasi dalam Dinar emas atau emas pada umumnya dalam kerangka upaya orang, bukan dengan niat komersial. Beda halnya jika Anda menjalankan sebuah usaha yang memperjual-belikan emas, misalnya toko emas atau usaha pemurnian dan pencetakan emas, maka statistik yang menyangkut prediksi harga emas menjadi informasi terpenting bagi bisni."

Fenomena(data statistik/berita) :  
- Kepanikan financial secara global
Menengok sejarah di belakang, krisis global biasanya terjadi dalam skala menengah setiap 5 tahun sekali, dan krisis besar setiap 10 tahun sekali. Jadi kita hidup dalam tekanan-tekanan ekonomi yang membuat daya tahan kesejahteraan dan kemakmuran kita menjadi rentan. Dalam situasi tak pasti ini, harga emas justru naik. Diantara depresi, resesi dan krisis ekonomi yang pernah terjadi adalah Great Depression 1930, krisis local di AS tahun 1970 – 1971, tahun 1980 krisis energi dunia karena harga minyak naik, krisis tahun 1998 yang menyapu sebagian besar negara berkembang, dan terakhir tahun 2008 hantaman krisis kembali menimpa Amerika.
- Situasi Ekonomi
Sekitar 80 persen dari total suplai emas digunakan industri perhiasan. Konsumsi perhiasan merupakan pengaruh yang besar pada sisi permintaan. Ketika kondisi ekonomi meningkat, kebutuhan akan perhiasan cenderung naik. Namun, dari data statistik terlihat kebutuhan akan perhiasan lebih sensitif terhadap naik turunnya harga emas dibanding kan meningkatnya kondisi ekonomi. Jatuhnya tingkat kebutuhan perhiasan pada masa resesi di tahun 1982-1983 terutama akibat naiknya harga emas secara simultan. Jatuhnya tingkat kebutuhan perhiasan di masa resesi awal 90-an lebih selaras dengan hal di atas, pada saat itu harga emas menjadi turun. Situasi ekonomi yang tidak menentu dapat mengakibatkan inflasi tinggi. Emas biasa digunakan sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi. Manfaat ini sudah dirasakan investor sejak lama. Dengan emas, investor mendapat perlindungan sempurna terhadap merosotnya daya beli. Ketika tahun 1978-1980 harga emas sedang booming; sementara inflasi di AS naik dari 4 persen menjadi 14 persen, harga emas naik tiga kali lipat. Akan tetapi, sejak saat itu, emas tidak lagi terlalu efektif secara sempurna digunakan sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi. Di Indonesia, dari data yang didapat, tingkat inflasi tidak mempengaruhi harga emas. Harga emas lebih banyak dipengaruhi kurs rupiah terhadap dollar.
Penelitian sebelumnya :Sri Pangestuti yang lulus dengan nilai A untuk thesis S-2 nya yang berjudul “Analisis Return LQ45 Dibandingkan Return Emas dan faktor-Faktor Yang mempengaruhi Return LQ45 dan Return Emas Selama Periode 1995 – 2010 ”.  Untuk keperluan penelitian ini, Sri  Pangestuti menggunakan data sekunder yang antara lain diperoleh dari jurnal Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, data pasar modal Indonesia dari Bursa Efek Jakarta dan berbagai sumber lainnya termasuk data dari internet.
1. Harga emas yang telah di-adjust dengan inflasi menunjukkan trend peningkatan harga yang lebih tinggi daripada nilai indeks LQ45 yang juga telah di-adjust dengan inflasi. Hal ini menunjukkan bahwa daya beli (purchasing power) emas dalam jangka panjang lebih baik daripada saham  LQ45 sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi emas dalam jangka panjang lebih menguntungkan daripada investasi saham LQ45 karena daya belinya lebih baik.
2. Return emas yang telah di-adjust dengan inflasi dalam jangka pendek lebih fluktuatif dibandingkan return LQ45 yang juga telah di-adjust dengan inflasi. Dalam jangka pendek LQ45 memberikan return yang lebih baik dalam arti lebih stabil dibandingkan emas.
3. Dari point 1 dan 2 tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa investasi saham LQ45 dalam jangka pendek lebih baik dibandingkan emas karena fluktuasinya lebih rendah daripada emas. Namun dalam jangka panjang emas memberikan return yang lebih baik yang ditunjukkan oleh harga emas yang jauh lebih tinggi dibandingkan saham LQ45, dan purchasing power emas lebih baik daripada saham LQ45.
4. Return LQ45 dan return emas dipengaruhi secara bersama-sama oleh faktor-faktor perubahan kurs, harga crude oil, inflasi, dan jumlah uang  beredar, serta peristiwa-peristiwa politik/ekonomi secara signifikan.
5. Perubahan kurs, inflasi, dan jumlah uang beredar secara individual  mempengaruhi return LQ45 dengan signifikan. Sementara faktor yang signifikan mempengaruhi return emas secara individual adalah perubahan kurs dan uang beredar. Sementara perubahan harga minyak mentah (crude oil) dan peristiwa-peristiwa politik/ekonomi tidak mempengaruhi baik return LQ45 maupun return emas.
6. Untuk tiap unit risiko LQ45 memberikan return sebesar 0,08567 atau 8,567%, sementara emas memberikan return sebesar 0,19840 atau 19,840% untuk tiap unit risiko. Bila diperbandingkan di antara keduanya, untuk tiap unit resiko yang sama emas memberikan hasil lebih besar yaitu 2,31577 kali dari yang diberikan oleh saham LQ45.
Motivasi penelitian : dalam penelitian ini bertujuan agar kita dapat mengetahui baik dan buruknya dalam berinvestasi emas,
dan mengetahui perkembangan harga emas di masa kini.

4. Masalah : Emas merupakan sebuah aset yang memiliki nilai tinggi dan akan naik setiap saat, berbeda dengan saham, yang nilainya naik turun sesuai dengan keadaan pasar
di sinilah pentingnya seseorang memiliki simpanan emas.
namun kebanyakan orang lebih memilih untuk berinvestasi dengan cara lain,tanpa tau kentungan dalam berinvestasi emas.
memang benar keuntungan yang diperoleh dari saham lebih besar dari investasi emas, namun yang harus anda ketahui adalah saham dapat membuat kita kaya, namun emas dapat membuat kita tetap kaya.

5. Tujuan penelitian :
-menganalisis perbandingan keuntungan dalam berinvestasi emas dengan investasi yang lainnya
-mengetahui perbedaan keuntungan dalam berinvestasi emas



ANALISIS JURNAL 2

1.Judul :KENAIKAN HARGA EMAS
 
Nama Pengarang :Herry A Pradana, SE
 
Tahun :2011

2.Tema : HARGA EMAS


3.Latar Belakang Masalah : 
Efek dari krisis ekonomi global serta krisis utang di AS membuat kondisi pasar global menjadi bergejolak. Beberapa harga komoditas mengalami fluktuasi sangat tinggi, bahkan dampak dari penurunan peringkat utang AS oleh Standards&Poor’s dari AAA menjadi AA+ memperparah situasi, terutama di perdagangan bursa di negara-negara Eropa, AS dan bahkan Asia.

Fenomena(data statistik/berita)
Kenaikan harga logam mulia yang terjadi saat ini bukan merupakan fenomena musiman. Lonjakan harga emas merupakan kecenderungan harga logam mulia yang memang terus meningkat. "Meski demikian, pembentukan harga emas ini tidak ada kaitannya dengan permintaan dan penawaran di dalam negeri. Harga emas yang terjadi saat ini lebih dibentuk oleh pergerakan penawaran dan permintaan di pasar internasional," ujar Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution di Jakarta, Kamis (8/9/2011), saat berbicara dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR terkait dengan Rancangan APBN 2012.\


Saat ini, harga emas di pasar (gold spot) berada di level 1.836,93 dollar AS per troy ounce (1 troy ounce setara 31,1 gram emas). Harga itu meningkat 1,07 persen dibandingkan dengan harga emas di pasar spot sehari sebelumnya.
Kenaikan harga emas juga terjadi di pasar New York (Comex Gold) yang ada di level 1.840,3 dollar AS per troy ounce. Harga tersebut berarti meningkat 1,25 persen dibandingkan dengan harga pada perdagangan hari sebelumnya.


Penelitian sebelumnya :  
Lembaga penelitian emas GFMS Ltd memprediksi harga emas masih akan terus mengalami reli di tahun ini. Penyebabnya, kecemasan geopolitik dan rendahnya tingkat suku bunga mendorong permintaan investasi emas. Menurut GFMS, kenaikan rata-rata kenaikan emas di 2011 mencapai 20 persen. ”Tahun 2011 harga emas rata-rata akan berada di kisaran 1.470 dollar AS per troy ounce dan kemungkinan akan naik di atas level 1.500 dollar AS,” kata Chief Excecutive Officer GFMS Paul Walker dari London kemarin.
Berdasarkan data Bloomberg, kontrak harga emas rata-rata untuk pengantaran cepat pada tahun lalu berada di kisaran 1.226,72 dollar AS per troy ounce.
Kenaikan harga emas sudah terjadi selama sepuluh tahun berturut-turut. Melonjaknya harga emas ini disebabkan upaya investor untuk melindungi hartanya seiring dengan tingginya inflasi dan pergolakan mata uang.
Motivasi penelitian :dalam jurnal tersebut dapat di ketahui bahwa motivasi penelitian ini adalah:
1. mengetahui harga emas dalam krisis ekonomi global ini
2. memberikan informasi tentang apa saja yg sedang terjadi di pasar dunia

4. Masalah :Dengan masalah krisis utang di Uni Eropa dan pembicaraan batasan utang AS, ada pelarian besar dana ke aset yang berkualitas. Emas adalah komoditas untuk investasi karena mata uang tidak berkinerja dengan baik. Lonjakan harga emas ini terjadi disaat pasar saham di berbagai belahan dunia mengalami koreksi besar akibat kekhawatiran terus meluasnya masalah krisis utang di Uni Eropa. Apalgi menteri keuangan kawasan Eropa sudah menyatakan kemungkinan terjadinya gagal bayar Yunani, sekaligus mereka gagal menghalangi penyebaran krisis ke Italia dan Spanyol.
Selain harga emas, harga minyak mentah dunia juga naik. Sempat turun, namun harga minyak mentah dunia selanjutnya naik karena munculnya rumor Bank Sentral Eropa akan membeli surat-surat berharga milik pemerintah AS.

5. Tujuan penelitian :
penelitian bertujuan untuk:
1. menganalisis hubungan antara harga emas dalam krisis perekonomian global
2. menganalisis perubahan harga emas dunia 



ANALISIS JURNAL 3

1.Judul :FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK DAN TURUNNYA HARGA EMAS

Nama Pengarang : Yussie Arief

Tahun :2004

2.Tema : HARGA EMAS


3.Latar Belakang Masalah : Melemahnya kurs dollar AS biasanya mendorong kenaikan harga emas dunia. Hal ini karena jatuhnya nilai mata uang dollar membuat harga emas menjadi lebih murah dalam mata uang lain sehingga umumnya mendorong adanya kenaikan permintaan emas, terutama dari sektor industri perhiasan. Di Indonesia, pada pertengahan tahun 2001, ketika mata uang rupiah mengalami penguatan yang cukup signifikan, harga emas logam mulia (LM) pun menurun. Demikian pula ketika rupiah melemah, harga emas LM pun meningkat. Di awal tahun 2003, perbedaan kurs USD/IDR (dollar AS terhadap rupiah) dengan harga emas LM semakin melebar karena di samping harga emas di pasaran dunia tinggi, nilai dollar AS pun melemah.


Fenomena(data statistik/berita) :Kenaikan harga emas pada akhir tahun 2002 dan awal tahun 2003 terjadi sebagai dampak dari akan dilakukannya serangan ke Irak oleh sekutu yang dikomando AS. Pelaku pasar beralih investasi dari pasar uang dan pasar saham ke investasi emas sehingga permintaan emas melonjak tajam.
Dibandingkan investasi di pasar saham yang cenderung menurun, saat ini tingkat keuntungan yang didapat sekitar 5 persen per tahun, investasi emas dapat menghasilkan tingkat keuntungan sekitar 15 sampai 20 persen per tahun. Walaupun saat ini harga emas sedang terkoreksi, belum adanya titik terang penyelesaian antara AS dan Irak membuat harga emas berpotensi kembali menguat sampai masalah selesai. Saat ini pengaruh terbesar pergerakan harga emas adalah situasi politik dunia.
Faktor lain yang juga dapat dipertimbangkan sebagai hal yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas, sbb :
Suplai dan permintaan
Salah satu contoh hal yang dapat mempengaruhi suplai dan permintaan (supply and demand) dari emas adalah seperti kejadian pada pertengahan tahun 1980. Pada saat itu, penjualan forward oleh perusahaan pertambangan selalu dipersalahkan atas terjadinya kenaikan pada harga emas. Dalam kerangka bisnis, sebenarnya perilaku perusahaan pertambangan tersebut masuk akal. Dengan melakukan penjualan forward ketika harga emas menguat, mereka dapat mengamankan harga output tambang pada harga yang cukup menarik.
Contoh lainnya, kasus pada pertengahan tahun 1998 di mana harga emas terus merosot. Saat itu, bank-bank sentral di Eropa menyatakan akan mengurangi cadangan emasnya sehubungan rencana pemberlakuan mata uang euro. Harga emas langsung anjlok di sekitar 290 dollar per troy ounce.
Motivasi penelitian :
1. memberikan informasi tentang nilai tukar emas kepada masyarakat.
2. mengenali faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap emas.
4. Masalah : 
Ketika tingkat suku bunga naik, ada usaha yang besar untuk tetap menyimpan uang pada deposito ketimbang emas yang tidak menghasilkan bunga (non interest-bearing). Ini akan menimbulkan tekanan pada harga emas. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga emas akan cenderung naik. Secara teori, jika suku bunga jangka pendek naik, harga emas turun. Di Indonesia teori ini tidak selalu berjalan. Pada tahun 1998, karena nilai tukar rupiah merosot tajam terhadap mata uang dollar AS, pemerintah menaikkan tingkat suku bunga secara signifikan. Harapannya, menahan laju kenaikan nilai tukar dollar AS. Akibatnya, walaupun tingkat suku bunga naik, harga emas juga naik. terlihat tingkat suku bunga tidak terlalu berpengaruh pada harga emas di Indonesia. Tetapi, lebih banyak dipengaruhi harga emas dunia sehingga pengaruh nilai tukar dollar AS terhadap rupiah sangat besar.

5. Tujuan penelitian :
1. untuk mengetahui faktor-faktor penting dalam perubahan harga emas
2. memberikan analisis tentang perbandingan harga emas saat terjadi krisis ekonomi


Nama: Nicholas.c
Kelas: 3ea11
Npm : 16209181

Sumber jurnal : 
http://hargaharga.wordpress.com/2010/03/08/faktor-yang-mempengaruhi-naik-turunnya-harga-emas/
http://www.google.com

http://salmadinar.blogspot.com/2010/04/mengenali-faktor-faktor-yang.html